Mengenai Saya

Foto saya
hanya seorang yang memp[unyai banyak kekurangan dan terus ingin belajar

title

Selamat Datang di Blog ikhsan kepanduan. Semoga Bermanfaat

Laman

Selasa, 15 November 2011

Rih-Sang

Ing awang - awang
atiku tumangsang 
ngupadi Rih-Sang 
Ing ngisor kebak carang 
Pancoban lan Pepalang 
Keplantrang cedhak sendang 
warih angarih sowang sesawang


 Kena Pamiluting dasih 
Ati kang kebak sesawang endah 
marsudi kang Rih-Sang 
Gumregah ing langkah, jumangkah ndepani jangkah 
sing ka-angkah hamung manembah 
mring gusti kang paring panembah 
uga paring berkah 
 

pepalang, panyandhang, panyawang 
Ng-emulsih pepandhang ujud sihing Rih-Sang 
Rih-sang Astamu, Rih-sang tekadmu, Rih-sang Gumolongmu 
Kacipta, karasa, kabudi lan kakarsa 
Nyawiji mujudake anteping atimu kang Rih-sang

Selasa, 08 November 2011

pembina

BAB 1
PENGHAYATAN ANGGARAN DASAR PRAMUKA
Pendahuluan

Faktor yang melatarbelakangi Kepres RI No. 104 Tahun 2004 dan SK Kwarnas No. 086 tahun 2005 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka adalah :
 Jiwa ksatria yang patriotik dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang adil dan makmur dalam material, spiritual dan beradab.
 Kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
 Upaya pendidikan bagi kaum muda dengan sasaran meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan kebutuhan yakni : Negara Kesatuan Republik Indonesia, ideologi dan lingkup nusantara.
Fungsi Anggaran dan Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam Gerakan Pramuka yakni :
 Landasan hukum dan pengambilan kebijakan gerakan Pramuka
 Petunjuk pelaksanaan
Pokok Bahasan
Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan, berdasarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961. Gerakan ini bernama Gerakan Pramuka yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana (Rakyat muda yang berkarya). Tugas pokok gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi generasi muda yakni generasi yang lebih lanjut dapat bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta menciptakan dunia yang lebih baik.
 Sifat gerakan Pramuka
 Gerakan Pramuka adalah nama kepanduan yang ada di Indonesia.
 Organisasi pendidikan yang anggotanya sukarela, tidak melihat pada unsur Suku, Agama dan Ras (SARA)
 Ikut membantu masyarakat dengan pendidikan non formal, di luar sekolah dan keluarga.
 Menjamin kemerdekaan tiap anggota untuk beragama dan beribadah sesuai agamanya.
 Usaha-usaha yang dilakukan Gerakan Pramuka
 Usaha untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka dilakukan dengan berbagai cara, misalnya :
 Budi pekerti lewat pemantapan moral, fisik, pengetahuan dan pengalaman. Dilakukan lewat beberapa hal, yakni :
• Penguatan agama, iman dan taqwa
• P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
• Menciptakan kerukunan beragama
• Kepedulian terhadap alam dan lingkungan
 Memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
 Memupuk perasaan cinta tanah air
 Memupuk persaudaraan nasional dan internasional
 Memupuk percaya diri, inovatif dan kreatif
 Memupuk rasa tanggung jawab dan disiplin
 Memupuk kewiraan dan leadership.
 Membina dan melatih panca indera, daya pikir, keterampilan dan hasta karya.
 Bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah, praktis, dilakukan di alam terbuka dengan tujuan pembentukan mental.
 Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan perkemahan untuk memupuk rasa persaudaraan dan perdamaian.
 Bakti masyarakat dan ekspedisi
 Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi kepemudaan lain.
 Kerjasama dengan instansi dalam pembangunan nasional
 Memasyarakatkan gerakan Pramuka di kalangan kaum muda.
 Diadakan sarana dan prasarana yang memadai

BAB 2
KEPRAMUKAAN (SEJARAH)
Pengertian
Kepramukaan adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan bagi anak-anak di bawah tanggung jawab orang dewasa, dilaksanakan di alam terbuka, di luar sekolah dan keluarga, dengan menggunakan prinsip dan metode khusus. Kepramukaan juga didefinisikan sebagai :
 Suatu gerakan pendidikan
 Suatu proses
 Aktivitas dinamis, bergerak maju sepanjang hayat.
 Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk komunikasi antara pembina dan peserta didik.
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia, Pramuka adalah nama diri anak didik yang dibina dalam gerakan Pramuka sedangkan kepramukaan adalah ilmu dan materi-materi yang diajarkan dalam gerakan Pramuka.
Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana (Sri Sultan Hamengkubuwono IX), juga dianggap merupakan perpaduan kata pra yang artinya sebelum, dan muka yang artinya depan (yang terdepan). Diharapkan anggota Pramuka mampu menjadi yang terdepan.
Sifat
Resolusi kepanduan dunia di Kopenhagen Denmark mengungkapkan bahwa sifat gerakan Pramuka yakni :
 Nasional, yakni sebagai keadaan, kebutuhan dan kepentingan negara.
 Internasional, yakni sebagai salah satu cara menciptakan perdamaian dunia.
 Universal. Maksudnya semua negara di dunia ini menjadi media dalam kegiatan kepanduan.
Fungsi
Sebagai sebuah permainan (game) yakni permainan yang digunakan sebagai sarana pendidikan.
 Sebagai sebuah pekerjaan, yakni pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab jiwa dari orang dewasa.
 Sebagai pencapaian maksud yakni alat untuk membentuk manusia berkualitas tinggi, sebagai pelengkap pendidikan di sekolah dan keluarga. Kegiatan dalam kepramukaan harus :
o Diprogramkan
o Direncanakan
o Dilaksanakan
o Dievaluasi
Asal-usul
Kata Pramuka dalam bahasa Inggris disebut dengan scout. Berasal dari kata out – scout (di luar) atau scouting (kebanyakan di luar). Awalnya didirikan oleh Lord Robert Stephenson Smith Baden Powell of Gilwell. Salah seorang warga Inggris yang dilahirkan di London pada 22 Februari 1857. Ia melihat saat itu banyak anak muda Inggris yang mengalami kerusakan moral. Karenanya ia berinisiatif untuk mengadakan kegiatan yang dilakukan di luar rumah, sifatnya menarik dan menantang. Beliau akhirnya dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia. Istri Baden Powel bernama Olive Simclair Swames, lahir pada tanggal 22 Februari 1889. Baden Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Kenya, Afrika. Nama gerakan Pramuka mengalami perubahan beberapa kali, yakni :
 1908 – Scout oleh Bapak Pandu Sedunia
 1912 – Padvinder (Belanda) – Nederland Padvinder Organization (NPO)
 1914 – Nederland Indische Padvinder Organization (NIPV)
 1916 – Javasche Padvinder Organization (JPO) oleh Mangkunegara VII
 1918 – Padvinder Moehammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan
 1920 – Hizbul Wathan (HW)
 1928 – Pandu.
H. Agus Salim pendiri Syarikat Islam menyebutkan Pandu Anshor (NU), setelah peringatan Sumpah Pemuda dan dikenalnya lagu Indonesia Raya, namanya kembali berubah menjadi Pandu.
 1930 – terjadi Fusi (Penyatuan), mengubah namanya menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KPI)
 1931 – Persatuan Angkatan Pandu Indonesia (PAPI)
 1940 – Perkino
 1943 – Sheinen Sheinondan (saat Jepang menjajah Indonesia)
 1945 – Pandu Rakyat Indonesia
 1951 – Ikatan Pandu Indonesia (Ipindo)
 1954 – Poppindo dan PKPI
 1958 – Seminar Kepanduan
 1960 – Ipindo dan Poppindo serta PKPI melebur adlam Perkindo
 1961 – Gerakan Pramuka, berdasarkan Skep No. 238 tahun 1961. Itulah yang digunakan hingga tahun kini. Penyerahan panji negara pada gerakan Pramuka dilakukan pada 14 Agustus 1961, yang kemudian diperingati sebagai hari lahir Pramuka Indonesia, setelah sebelumnya yakni pada 20 Mei 1961 ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang gerakan Pramuka.
Pada tahun 1967, gerakan Pramuka Indonesia terdaftar di Pandu se-Dunia, menyusul pada tahun 1975 Pandu Putri Indonesia. Lima Unsur utama :
 Prinsip Dasar Kepramukaan
 Metode Kepramukaan
 Kode Kehormatan Pramuka
 Motto Gerakan Pramuka
 Kiasan Dasar Gerakan Pramuka
BAB 3
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN
Pengertian
Prinsip Dasar Kepramukaan adalah taqwa pada Tuhan, peduli bangsa dan tanah air serta alam semesta.
Fungsi
Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai :
 Norma hidup bagi anggota
 Landasan kode etik
 Pedoman
 Landasan dalam mencapai tujuan
Prinsip Dasar Kepramukaan ditumbuhkembangkan melalui penghayatan. Hakikat Pramuka sebenarnya adalah menerima secara sakral. Prinsip Dasar Kepramukaan yakni :
 Iman dan taqwa
 Peduli bangsa dan tanah air, peduli kepada sesama hidup dan juga alam semesta.
 Peduli diri pribadi
 Taat pada kode kehormatan
BAB 4
METODE KEPRAMUKAAN
Metode adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan semudah mungkin. Kegiatan dalam kepramukaan harus menantang dan menarik, juga menyenangkan. Unsur dalam metode kepramukaan yakni :
 Pengamalan kode kehormatan, melalui :
 Ibadah sesuai agama masing-masing
 Suka menolong dan tidak mudah putus asa
 Menepati janji dan jujur
 Belajar sambil melakukan, dengan cara :
 Sebanyak mungkin melakukan praktik praktis
 Lebih banyak melakukan daripada menonton
 Sistem kelompok, bertujuan untuk :
 Belajar dipimpin dan memimpin
 Sebagai wadah untuk membangun kerukunan
 Kegiatan menantang dan mengikat
 Menantang dan menarik minat
 Kreatif, inovatif dan rekreatif
 Disesuaikan dengan usia dan jasmani
 Kegiatan di alam terbuka, untuk :
 Menunjukkan saling ketergantungan antara manusia dan alam
 Menjaga lingkungan demi masa depan generasi
 Membina kerjasama dan rasa memiliki alam
 Sistem tanda kecakapan, melalui :
 SKU (Syarat Kecakapan Umum) yang disimbolkan lewat pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Umum)
 SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang disimbolkan lewat pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Khusus)
 SPG (Syarat Pramuka Garuda) yang disimbolkan lewat TPG (Tanda Pramuka Garuda)
 Sistem satuan terpisah, dengan melakukan pembinaan bagi putera oleh pembina putra. Begitu juga, peserta didik puteri dibina oleh puteri.
 Sistem Among
Ing Ngarso sing Tulodo
Ing Madyo Mangun Karso
Tut Wuri Handayani
Metode kepramukaan merupakan ciri khas pendidikan
BAB 5
KODE KEHORMATAN PRAMUKA
Pengertian
Kode kehormatan adalah suatu norma kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati orang sebagai akibat orang tersebut tahu akan harga dirinya. Pada Pramuka, kode kehormatan merupakan janji dan ketentuan moral. Kode Kehormatan pada Pramuka
 Satya : Janji seorang Pramuka
 Darma : Ketentuan moral yang harus dipatuhi
Satya Pramuka
 Yakni menjadi :
• Janji yang diucapkan
• Tindakan pribadi, dan
• Titik tolak proses pendidikan
Darma Pramuka
 Merupakan :
 Alat proses pendidikan
 Upaya memberi pengalaman praktik
 Landasan gerak gerakan Pramuka
 Kode etik organisasi
 Kode kehormatan disesuaikan dengan perkembangan jasmani dan rohani.
Siaga (7 -10 tahun)
 Memiliki kode kehormatan yang disebut dengan Dwi Satya dan Dwi Darma
 Dwi Satya
 Demi Kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
• Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mengikuti Tata Krama Keluarga
• Setiap hari berbuat kebaikan
 Dwi Darma
 Siaga itu :
• Berbakti pada ayah dan bundanya
• Berani dan tidak putus asa
Penggalang (11 – 16 tahun)
 Memiliki kode kehormatan yang disebut Tri Satya dan Dasa Darma.
 Tri Satya
 Demi kehormatanku aku berjanji :
• Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
• Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
• Menepati Dasa Darma
Dasa Darma
Pramuka Itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta Alam dan Kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan



Penegak (17 – 20 tahun) dan Pandega (21 – 25 tahun)
Memiliki kode kehormatan yang disebut Tri Satya dan Dasa Darma.
Tri Satya
Demi kehormatanku aku berjanji :
• Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
• Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
• Menepati Dasa Darma
Dasa Darma
Pramuka Itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta Alam dan Kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
BAB 6
MOTTO GERAKAN PRAMUKA
Pengertian
Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha memberikan spirit bagi anggota dan visi dan misi lembaga
Motto Gerakan Pramuka
Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan
Fungsi Motto
 Menambah rasa percaya diri
 Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara
 Setiap mengamalkan satya dan darma selalu ada motto
 Rasa bangga menjadi anggota Pramuka
 Memiliki budaya kerja yang dilandasi oleh pengabdian
BAB 7
KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA
Satuan
Kantor Pusat disebut dengan Kwartir yang berarti Markas.
 Siaga yakni anggota Pramuka yang berumur 7 – 10 tahun. Satuannya adalah Perindukan. Perindukan terdiri atas beberapa barung. (tempat penjaga rumah/ bangunan).
 Penggalang yakni anggota Pramuka yang berusia 11 – 16 tahun. Satuannya adalah Pasukan. Pasukan terdiri atas beberapa regu(gardu, pangkalan untuk ronda).
 Penegak yakni anggota Pramuka yang berusia 17 – 20 tahun. Satuannya adalah Ambalan. Ambalan terdiri atas beberapa sangga (rumah penggarap sawah).
 Pandega adalah Pramuka yang berusia 21 – 25 tahun. Satuannya adalah Racana (pondasi atau alas tiang umpak – atap)
Penggunaan Kiasan Dasar
 Dimaksudkan untuk mengembangkan :
 Kembangnya imajinasi peserta didik
 Mendorong kreatifitas dan keikutsertaan dalam kegiatan
 Penggunaan Kiasan Dasar disesuaikan dengan tingkat perkembangan jiwa peserta didik. Misalnya :
 S = Hal-hal yang bersifat fantastik dan menyenangkan (hijau)
 G = Hal-hal yang berhubungan dengan jiwa kepahlawanan (merah)
 T = Hal-hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan (kuning)
 D = Simulasi tentang jabatan kepemimpinan (cokelat)
BAB 8
SISTEM PENDIDIKAN DALAM GERAKAN PRAMUKA
Pikiran Orang Dewasa
“Saya belajar kalau saya mau, saya mau belajar kalau itu perlu, saya anggap perlu kalau itu menguntungkan. Saya merasa beruntung kalau pekerjaanku, karyaku berhasil dan orang lain atau masyarakat menghargai aku dan karyaku”. Orang dewasa itu dikatakan dewasa jika bersifat mandiri, peduli, bertanggung jawab dan memiliki komitmen. Cara mendewasakan orang dewasa dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan membina :
 Moral/ mental dan spiritual
 Fisik
 Intelektual
 Emosional
 Sosial
Pandega berarti orang dewasa muda
Kepramukaan dilakukan untuk meng-Indonesia-kan anak bangsa yang ber-bhinneka sebagai manusia yang ber-Imtaq dan ber-iptek
BAB 9
MEMAHAMI PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA
Dasar Pertimbangan
 Psikologis
 Kegiatan akan menarik dan berhasil jika disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan dan keinginan peserta didik.
 Sosiologis
 Secara naluri, peserta didik akan merasa ikut serta memiliki, dan akan aktif mengikutinya.
 Kebutuhan Peserta Didik
 Tempat dan kesempatan : untuk memperoleh kegiatan yang mungkin untuk dilaksanakan
 Peningkatan daya cipta (kreativitas)
 Daya pembaharuan (inovasi)
 Upaya memenuhi Kebutuhan Peserta Didik
 Sajikan kegiatan yang menarik sesuai kebutuhan mereka dengan mengarah kepada kegiatan kehidupan beragama.
 Pemeliharaan kesehatan dan ketangkasan
 Pelestarian seni budaya
 Kegiatan Produktif
 Ketahanan mental, spiritual, emosional dan sosial
BAB 10
PROGRAM KEGIATAN PESERTA DIDIK (PRODIK)
Untuk membuat program kegiatan peserta didik perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :
• Apa yang akan dilakukan?
• Apa tujuannya?
• Metode apa yang akan dipakai?
• Macam-macamnya? Program tahunan, bulanan, mingguan atau pertemuan?
• Hal yang perlu diperhatikan : menarik dan menantangkah kegiatannya?
• Sumber bahan? Mula, bantu, tata (SKU), SKK, Hasil pengamatan?
Langkah-langkah menyusun! Sesuaikan dengan golongan
 Sasaran kegiatan :
 Spiritual h. Keterampilan
 Patriotisme i. Pembangunan watak
 Disiplin j. Seni Budaya
 Kecerdasan k. Lomba
 Ketangkasan l. Kesehatan
 Pengetahuan m. Perdamaian dunia
 Gotong royong
Yang bertugas membuat program adalah dewan satuan.
BAB 11
UPACARA SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
 Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan.
 Tujuan upacara dalam gerakan Pramuka yakni :
 Membangun ketertiban dalam hidup
 Belajar untuk dipimpin dan memimpin
 Meningkatkan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Dilakukan dalam suasana khidmat
 Macam-macam upacara
 Upacara umum
 Upacara pembukaan dan penutupan
 Tiga versi upacara berdasarkan kehadiran pembina
 Pembina hadir dan bersedia menjadi pembina upacara
 Pembina hadir tapi tidak bersedia menjadi pembina upacara
 Pembina tidak hadir
BAB 12
FORUM DALAM KEPRAMUKAAN
 Forum SGTD
 Pertemuan Dewan Satuan (Siaga), yang diketuai oleh seorang pradana.
 Pertemuan Dewan Kehormatan (Penggalang), yang diketuai oleh seorang pimpinan regu (Pinru)
 Yang dibicarakan dalam forum ini adalah Program Kerja (Pogja), Penerimaan Anggota Baru (PAB), Pelantikan, renungan jiwa.
 Pertemuan Besar
 Siaga (S)
• Pesta siaga
• Bazaar
• Gerak dan lagu
• Karnaval
• Pameran lukisan
 Penggalang (G)
• Jambore (Mulai tingkat Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional)
• Lomba Tingkat (1, 2, 3, 4 dan 5)
 Penegak (T)
• Bakti Masyarakat
 Pandega (D)
• Satuan Karya (Saka)
• Perkemahan Wirakarya
• Raimuna
 Latihan Keterampilan
BAB 13
PERTEMUAN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
Fungsi
 Fungsi pertemuan dalam kepramukaan adalah untuk :
 Menjadi wadah tukar menukar informasi
 Terciptanya media kegiatan peserta didik yang terintegrasi
 Pertemuan berdasar Metode dalam Kepramukaan, sehingga terarah dengan baik
 Pertemuan disesuaikan dengan usia dan berpegang pada satuan terpisah
 Cara memasukkan nilai pendidikan dalam pertemuan
 Tetapkan sasaran tegas (penilaian)
 Tetapkan Prinsip Dasar Kepramukaan
 Libatkan secara penuh PDD
 Praktek praktis :
• Learning by doing
• Learning by teaching
• Doing to learn
• Learning to earn (makan)
• Earning to life
• Life for server
 Pertemuan diprogramkan
 Bersumber pada Dasa Darma dan Tri Satya
 Semua program dilakukan untuk mendapatkan SKU dan SKK
 Peserta didik sebagai pelaksana dengan tujuan perkembangan jiwa leadership dan terjalinnya komunikasi yang baik

BAB 14
MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA
Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus Depan) dipilih lewat Mugus (Musyawarah Gugus Depan). Mabi berperan memberi bimbingan, bantuan moril dan organisatoris, bantuan material dan juga finansial kepada kwartir. Mabi wajib berkoordinasi dengan jajarannya.
 Pembagian mabi :
 Mabinas (Majelis Pembimbing Nasional) berpangkalan di pusat (Jakarta, Indonesia)
 Mabida (Majelis Pembimbing Daerah) terletak di ibukota Propinsi. Untuk daerah Sulawesi Selatan terletak Makassar.
 Mabicab (Majelis Pembimbing Cabang) berada di Ibukota kabupaten. Daerah Luwu Utara di Masamba.
 Mabisaka (Majelis Pembimbing Satuan Karya).
 Mabiran (Majelis Pembimbing Ranting) terletak di ibukota kecataman. Di Bone-Bone.
 Mabisa (Majelis Pembimbing Desa) terletak di kantor desa.
 Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus Depan) terletak di sekolah.
 Mabigus terdiri atas :
 Seorang ketua
 Seorang atau beberapa orang wakil ketua
 Seorang sekretaris
 Beberapa anggota
 Pada level perguruan tinggi, SK Pengurus diserahkan kepada Kwarda (Kwartir Daerah)
BAB 15
MEMBINA PRAMUKA
Pengertian
Membina Pramuka adalah giat yang : memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing/ mengembangkan kepribadian, pengetahuan, dan kecenderungan peserta didik menjadi manusia yang kreatif, inovatif dan mandiri.
 Hakikat Membina
 Hakikat membina adalah membentuk manusia seutuhnya.
 Membina dapat dilaksanakan secara formal, informal dan non-formal.
 Hal yang perlu diketahui :
 Tentang anak didik
 Tentang metode yang akan digunakan untuk membina anak didik
 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
 Keadaan peserta didik
 Kondisi lingkungan
 Keadaan sarana dan prasarana
 Membina sebenarnya bukan melatih Pramuka untuk tahu apa, tapi untuk menjadi apa.
 Manusia yang ingin dicapai
 Manusia yang :
 Mandiri
 Peduli
 Bertanggung jawab, dan
 Teguh janji
BAB 16
MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENARIK
Untuk menciptakan kegiatan yang menarik, maka salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah menempatkan anak didik sebagai subjek (pelaku), bukan sebagai objek. Anak didik mestinya lebih banyak menjadi pemain daripada sekedar penonton. Peserta dilibatkan untuk menciptakan kegiatan menarik dan sesuai aspirasi mereka. Kegiatan menjadi menantang atau tidak ditentukan oleh peserta didik, bukan oleh pembina.
 Peserta didik belajar sambil melakukan, sasarannya adalah :
 Peserta didik merasakan bagaimana acara kegiatan
 Peserta didik merasakan proses yang dilakukan
 Peserta didik belajar cara mengatasi masalah
 Kegiatan yang menantang dan menarik adalah :
 Kegiatan tersebut baru dilakukan, bisa diperoleh dengan melakukan inovasi. Kegiatan yang telah berulang-ulang dilakukan akan menimbulkan perasaan bosan pada peserta didik.
 Dapat mengembangkan kreativitas peserta.
 Dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang dimiliki peserta didik.
 Bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat.
 Kegiatan yang mengandung pendidikan
 Kaum muda sukses dalam kegiatan
 Segala upaya dilakukan untuk mencapai tujuan
 Ada pengembangan, pengetahuan dan pengalaman di dalamnya
 Sesuai dengan jika peserta didik.
 Cara menyusun kegiatan yang menarik
 Pembina melibatkan peserta
 Lakukan pengelompokan sejenis
 Perhatikan :
• Skala prioritas
• Sesuaikan dengan kondisi waktu dan tempat
• Program yang selaras dengan tujuan
• Kondisi masyarakat
 Pembina mengajak pimpinan regu memilih metode yang tepat.
BAB 17
KOMUNIKASI DAN BERGAUL DENGAN PESERTA DIDIK
 Komunikasi yang baik dan pergaulan yang harmonis antara pembina dengan peserta didik akan menjadi faktor pendukung keberhasilan pendidikan kepramukaan.
 Bergaul adalah segenap aktivitas penyatu panduan antara giat peserta didik dan pembina yang saling mempengaruhi untuk mencapai kesuksesan.
 Prinsip-prinsip hubungan insani :
 Adanya sinkronisasi dengan tujuan program pendidikan bagi peserta didik
 Terciptanya suasana kerja yang menyenangkan
 Adanya informalitas yang wajar
 Penghargaan atas prestasi yang telah dilakukan
 Tips komunikasi yang baik
 Bersikap sopan
• Tepati janji
• Hargai orang lain
• Pandai-pandailah berterima kasih
 Jika berucap, usahakan orang lain mengerti dengan jelas apa yang kita ucapkan. Berbicaralah dengan tempo yang tidak terlalu cepat, juga tidak terlalu lambat. Sesuaikan suara dengan kondisi.
 Berusahalah untuk menjadi ramah dan bersahabat dengan peserta didik.
 Pramuka adalah agent of change : Pembaharu selama hayat. Untuk Pramuka siaga, menjadi pembaharu di lingkungan keluarga. Penggalang menjadi pembaharu di keluarga, masyarakat dan lingkungan, sedangkan penegak dan Pandega menjadi pembaharu di lingkungan luas.
BAB 18
PERAN, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINA PRAMUKA
Peranan Pembina
 Pembina adalah anggota dewasa yang terlibat langsung dalam kegiatan dengan memperhatikan terpenuhinya kebutuhan kebutuhan peserta, kegiatan yang berkonsep kekinian, menarik dan menantang.
 Dalam berinteraksi dengan peserta didik, tidak pernah terlepas dari Prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan dan sistem among.
 Pembina adalah sukarelawan yang memiliki komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip dalam kepramukaan dan sebagai mitra peserta didik.
 Tugas Pembina Pramuka
 Memperhatikan 3 pilar pendidikan atau kegiatan, yakni :
 Kegiatan modern, terkini dan baru
 Bermanfaat bagi peserta didik
 Taat pada kode kehormatan Pramuka
 Sukarelawan yang menempatkan posisinya sebagai mitra bagi peserta didik. Peserta didik menjadi sumber pendidikan. Pembina bertugas untuk memberi motivasi, stimulus, bimbingan, bantuan dan menyediakan fasilitas bagi peserta didik.
 Membantu gugus depan dalam hubungan masyarakat, orang tua, wali dan masyarakat.
 Tanggung Jawab Pembina
 Terselenggaranya kepramukaan pada satuan Pramuka
 Melaksanakan kegiatan berlandaskan pada metode kepramukaan dan prinsip dasar kepramukaan
 Sesuai dengan visi misi gerakan Pramuka dalam kemandirian dan kepedulian masyarakat
 Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian baik, berwatak dan berjiwa Pancasila serta menjadi anggota masyarakat yang baik.
 Bertanggung jawab pada Tuhan, masyarakat, lingkungan dan diri sendiri.
 Jumlah Pembina
 Tugas pembina cukup berat, maka jumlah pembina diatur sebagai berikut :
 Pembina siaga 1 orang, minimal 20 tahun
 Pembantu Pembina 25 tahun
 Pembantu pembina penegak 1 orang, minimal 23 tahun
 Pembina pandega 1 orang, minimal 25 tahun
 Pembantu pembina pandega 1 orang, minimal 25 tahun
 Pembina setidaknya pernah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD)
BAB 19
 SKU/ TKU, SKK/ TKK, SPG/ TPG
 SKU/ TKU (Syarat Kecakapan Umum/ Tanda Kecakapan Umum)


 Gambar 2. SKU/ TKU
  
 SKK/ TKK (Syarat Kecakapan Khusus/ Tanda Kecakapan Khusus)
 Gambar 3. SKK/ TKK
 Tingkatan TKK
 Pada tingkatan S hanya ada 1 tingkat, bentuknya segitiga.

 TKK pada tingkat G, T, dan D terdiri atas 3 tingkat, yakni :
 Purwa, berbentuk lingkaran, dengan garis pinggir, dan diameter 2,5 cm.
 Madya, berbentuk persegi, dengan ukuran sisi + 2,5 cm
 Utama, berbentuk segi lima beraturan.
 Yang membedakan antara G, T dan D dalam TKK adalah warnanya. Untuk G berwarna merah, sedangkan pada T dan D berwarna kuning.
 TKK Wajib
 Berjumlah 10 buah, beberapa di antaranya adalah : berkemah, menabung, menjahit, pengamat.
 SPG/ TPG (Syarat Pramuka Garuda/ Tanda Pramuka Garuda)
 Pramuka garuda adalah seorang Pramuka yang dapat menjadi teladan dan telah memenuhi syarat sebagai seorang Pramuka garuda.
 SPG sesuai dengan golongan usia, dibedakan lewat warna dasar.
 Pada siaga, TPG dapat diberikan ketika telah memenuhi SKU Tata
 Pada penggalang, TPG diberikan ketika telah memenuhi SKU Terap
 Pada penegak, TPG dapat diberikan ketika telah memenuhi SKU Laksana
 Logo Pramuka garuda (background warna sesuai dengan tingkatan)
 Pada upacara, icon digantung pada kalung.
BAB 20
KIASAN PADA MASING-MASING GOLONGAN
 Siaga
 Kemudian segeralah kita memulai dengan pembangunan yang membutuhkan bantuan yang tinggi dan penataan yang baik. Diinspirasi oleh sejarah pendirian Budi Utomo pada 20 Mei 1908.
 Penggalang
 Kita mencari ramuan atas bahan-bahan yang kemudian dirakit/ disusun dan akhirnya kita terapkan dalam pembangunan bangsa. Terinspirasi oleh peringatan Sumpah Pemuda tahun 1928.
 Penegak
 Dalam pembangunan kita memerlukan bantara-bantara (ajudan) pengawas kader pembangunan yang kuat, baik, terampil dan bermoral yang sanggup melaksanakakan pembangunan. Berdasarkan sejarah kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
 Pembina = membina bangsa dan negara
 Andalan = para pemimpin yang diandalkan.

BAB 21
STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
 Tugas pokok gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik. Jenjang organisasi sebagaimana yang telah digambarkan terdahulu, yakni dari Gugus Depan, Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional. Lemdikacab yakni lembaga pendidikan tingkat cabang
 Musyawarah Nasional (Munas) dan Musyawarah Daerah (Musda) serta Musyawarah Cabang (Muscab) diadakan 1 kali dalam 5 tahun. Sedangkan Musyawarah Ranting (Musran) dan Musyawarah Gudep (Mugus) diadakan 1 kali dalam 3 tahun.
 Musran pada Kwarran harus dihadiri oleh 6 orang yang dimandatir oleh KaKwarran, utusan dari gudep sebanyak 4 orang (1 penegak, 1 pandega dan 2 pembina)
 Muscab harus dihadiri oleh 7 orang yang dimandatir oleh KaKwarcab, 1 orang dari Mabicab, 7 orang dari Kwarran (termasuk dari DKR dan Mabiran)
 Musda harus dihadiri oleh 6 orang yang dimandatir oleh KaKwarda (termasuk Ketua DKD ditambah 1 orang dari Mabida), 6 orang dari Mabicab, 6 orang dari Kwarran.
 Munas harus dihadiri oleh 8 orang yang dimandatir oleh KaKwarnas (termasuk 1 orang anggota DKD ditambah 2 dari Mabinas)
 Kepengurusan dalam organisasi kepramukaan terdiri atas :
 1 orang ketua
 Beberapa wakil ketua (sekaligus ketua bidang/ seksi/ departemen/ pogja)
 Sekjend (pada Kwarnas) atau sekretaris (pada Kwarda, Kwarcab, Kwarran dan Gudep)
 Beberapa orang anggota
 Ketua dapat dipilih 2 x masa bakti berturut-turut
 Kwartir menetapkan andalan urusan yang dikelompokkan dalam bidang-bidang yang ditentukan, bertugas untuk memperlancar dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Kwartir.
 Sekretaris bertugas untuk menyusun staf yang terdiri atas karyawan yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang dipimpinnya.
 Kwartir membentuk pimpinan Saka yang ketuanya ex officio.
 Untuk menjadi seorang andalan, minimal aktif dalam 5 tahun terakhir di Kwartir.
BAB 22
ORGANISASI GUGUS DEPAN (GUDEP)
 Organisasi gudep diatur berdasarkan Skep. Kwarnas No. 086/ 2004, yakni :
 Gambar 4. Organisasi Gugus Depan
 Penjelasan :
 Organisasi gugus depan dibina oleh seorang pembina, dengan 4 satuan. Yakni Perindukan Siaga (S), Pasukan Penggalang (G), Ambalan Penegak (T), dan Racana Pandega (D). Perindukan siaga terdiri atas 4 barung, yang dibina oleh seorang Pembina Siaga (BS) dan dibantu oleh 3 orang Pembantu Pembina Siaga (PBS). Jumlah peserta didik adalah 4 barung x 10 Siaga = 40 orang siaga.
 Dalam mugus dilakukan hal-hal sebagai berikut :
 Pertanggung jawaba keuangan
 Program kerja (selama 3 tahun masa bakti)
 Pemilihan pembina gudep
 Dewan kehormatan pada pandega adalah semua pandega yang telah dilantik. Pada
 Dewan kehormatan terdiri atas :
 Mabigus
 Pembina satuan
 Pembina gudep
 Pembina ambalan
 Administrasi gudep terdiri atas :
 Buku induk
 Buku keuangan
 Buku inventaris
 Buka agenda rapat
BAB 23
SISTEM AMONG
 Sistem among adalah cara mengasuh. Istilah ini digunakan pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama lengkap Raden Mas Surjadiningrat, lahir pada 2 Mei 1889 yang kemudian diperingati sebagai hari pendidikan nasional.
 Sistem among adalah sistem pendidikan dengan cara memberi kebebasan bergerak dan bertindak leluasa sejauh mungkin, menghindari unsur :
 Perintah
 Keharusan
 Paksaan
 Sehingga tidak merugikan bagi masyarakat dan diri sendiri
 Pedoman :
 Ing Ngarso sing Tulodo (Di depan memberikan contoh)
 Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah menjadi motivator)
 Tut Wuri Handayani (Di belakang sebagai pendorong)
 Dalam gerakan Pramuka, peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadiannya, bakatnya, kemampuannya dan cita-citanya.
 Pembina hanya bertugas menjaga, membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi, menjadi tempat konsultasi dan bertanya bagi peserta didik.
 Sistem among secara terpadu dapat dilihat pada gambar :
 Bimb.
 Langsung Bimb. Tak
 Langsung
 Gambar 5. Sistem Among dalam Gerakan Pramuka
BAB 24
SATUAN KARYA (SAKA)
 Saka merupakan wadah pendidikan guna menyalurkan :
 Bakat
 Minat
 Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
 Mengembangkan keterampilan
 Mencari pengalaman
 Tujuan diadakannya Saka
 Pemantapan mental, moral, fisik, intelek, khususnya dalam bidang teknologi sehingga pada saat mereka meninggalkan gerakan Pramuka akan benar-benar siap menjadi kader bangsa sekaligus kader pembangunan.
 Sasaran Saka adalah :
 Ketahanan mental, moral dan kemampuan menghadapi tantangan hidup
 Keterampilan ber-iptek praktis di abad 21, mandiri, berani, dan bertanggung jawab
 Keterampilan wirausaha
 Saka dapat didirikan kalau ada > 10 orang Pandega yang mempunyai keinginan yang sama pada satu Saka. Semua tergantung pada diri kita.
 Satuan karya tertinggi terletak di cabang, dan paling efektif adalah pada ranting.
 Anggota Saka pada Gudep tidak boleh melepaskan diri dari keanggotaan di Gudep.
 Kalau akan berpindah Saka, harus ada izin dari Dewan Saka sebelumnya.
 Pengorganisasian Saka
 Berdasarkan AD dan ART
 Di bawah wewenang, pengendalian dan bimbingan Kwarran atau Kwarcab
 Dewan Saka terdiri atas :
 Para pemimpin krida (bidang dalam Saka)
 Pamong Saka
 Wakil pamong Saka
 Instruktur (pembimbing)
 Pamong Saka adalah pembina Pramuka mahir penegak/ pandega yang berusia antara 30 – 50 tahun dan mempunyai minat atau kegemaran.
 Beberapa Saka di Indonesia :
 Saka Bhayangkara (di bawah naungan Polri)
 Saka Taruna Bumi (Bidang Pertanian)
 Saka Dirgantara (Bidang Penerbangan)
 Saka Kencana (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
 Saka Wana Bakti (Kehutanan)
 Bahari (Kelautan)
 Bakti Husada (Kesehatan)
BAB 25
PAKAIAN SERAGAM
 Pakaian yang dikenakan oleh semua anggota gerakan Pramuka mempunyai bentuk, warna dan tata cara pemakaiannya sama.
 Fungsi penggunaan seragam adalah :
 Kesatuan dan jiwa kepramukaan
 Pendidikan kepemimpinan, kesederhanaan, keindahan, kesopanan.
 Rasa harga diri, jiwa kebangsaan, persatuan dan kesatuan
 Penanaman disiplin
 Warna coklat melambangkan sejarah perjuangan.
 Pada siaga dan penggalang
 Pakaian putra : dimasukkan ke dalam celana, 2 saku di atas, baret miring ke kanan.
 Pakaian putri : saku berada di bawah, tidak menggunakan kancing saku, topi bundar.
 Untuk baju menggunakan kain Prof no. 27 sedangkan celana atau rok menggunakan kain Prof No. 29
BAB 26
TANDA PENGENAL DALAM GERAKAN PRAMUKA
 Tanda Umum berdasarkan Skep No. 059/ 1982
 Tutup kepala
 Seragam leher/ pita
 Tanda pelantikan
 Tanda kepanduan Putra/ putri
 Tanda harian
 Tanda Satuan berdasarkan Skep No. 137/ 1987
 Tanda barung, regu, sangga, reka, dan krida
 Tanda gudep, lencana daerah, dan lambang kwartir
 Tanda Saka
 Tanda Gudep Luar Biasa
 Tanda Jabatan berdasarkan Skep No. 202/ 1988
 Tanda Pemimpin/ wakil pimpinan barung, regu, sangga, reka dan krida
 Tanda Pembina dan Pembantu Pembina
 Tanda Andalan dan Mabi
 Tanda Korp Pelatih
 Tanda Dewan Kerja (T/D)
 Tanda Pamong Saka
 Tanda Kecakapan berdasarkan Skep No. 056/ 1982
 Tanda Kecakapan Umum (82/ 1988)
 Tanda Kecakapan Khusus (132/ 1979)
 Tanda Pramuka Garuda (045/ 1980 yang ditambah pada Skep No. 101/ 1989)
 Tanda Pembina Mahir
 Tanda Kehormatan berdasarkan Skep No. 090/ 1983
 Untuk Peserta Didik
• Tanda penghargaan
• Bintang Tahunan
• Bintang Wiratama
• Bintang Teladan
 Untuk Orang Dewasa
• Lencana tahunan
• Pancawarsa
• Wiratama
• Darma Bhakti
• Melati
• Tunas Kelapa
 Tanda kehormatan dari Badan Organisasi Sosial dan Kemanusiaan
 Tanda kehormatan dari pemerintah dan negara lain
BAB 27
LAMBANG GERAKAN WOSM DAN WAGGS
Tunas Kelapa
 Oleh : Soemardjo Atmodipoero
 Digunakan sejak 14 Agustus 1961
 SK Kwarcab No. 6/KN/72/1972
 Alasan :
 Cikal adalah tanaman pertama di bumi Indonesia, kiasan bahwa Pramuka adalah generasi yang pertama mendiami bumi Indonesia.
 Cikal dapat tumbuh di mana saja, kiasan bahwa setiap Pramuka dapat beradaptasi di semua daerah.
 Cikal dapat tumbuh dalam waktu yang lama, kiasan bahwa Pramuka itu sehat, kuat dan ulet.
 Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas, simbol bahwa Pramuka bercita-cita tinggi dan lurus.
 Nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah, kiasan bahwa setiap Pramuka berpegang pada tekat dan keyakinan yang baik, benar dan kuat.
 Nyiur adalah pohon serbaguna, kiasan bahwa Pramuka akan menjadi manusia yang berguna dan membaktikan diri untuk kepentingan tanah air.
 WOSM adalah kependekan dari The World Organization of the Scout Movement (Persatuan Gerakan Pramuka se-Dunia)
 Kompas sebagai simbol kebenaran
 Tiga ujung sebagai tiga janji
 2 bintang sebagai kebenaran
 Tali yang disimpul mati sebagai simbol persahabatan
 Putih suci melambangkan kemuliaan
 Ungu melambangkan kepemimpinan
 WAGGS adalah kependekan dari World Association of Girl Guide and Girl Scout (Persatuan Pramuka Puteri se-Dunia)
 Warna emas sebagai simbol matahari bersinar
 3 daun sebagai 3 janji
 Tongkat sebagai cinta kemanusiaan
 Jarum kompas sebagai taat janji
 Motto : Sedia (Be prepare!)
 Badge Sulawesi Selatan
 Oleh : Abdurrahman Firdaus
 Gunung 3 buah melambangkan trisatya
 Hasanuddin simbol kita calon penerus bangsa, seperti Sultan Hasanuddin sebagai Ayam Jantan dari Timur
 Tamalatea artinya tak kunjung layu
 Laut melambangkan bahwa Sulawesi selatan dikelilingi oleh laut
BAB 28
KEWIRAAN
 Wira berarti gagah, satria, pahlawan perkasa, berani atau patriot.
 Materi kewiraan dipersiapkan untuk menggali potensi dan kemampuan bela negara melalui :
 Meningkatkan perasaan cinta tanah air
 Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara
 Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara
 Kesadaran rela berkorban
 Kemampuan bela negara
 Kewiraan diartikan sebagai kesadaran mencintai dan memuliakan serta keberanian untuk membela bangsa dan tanah air.
 Pendidikan kewiraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik untuk mengembangkan kecintaan, kesetiaan dan keberanian bela tanah air dan sekaligus sebagai sebuah sistem nasional.
 Maksud dan tujuan pendidikan kewiraan adalah untuk memperluas cakrawala pikir peserta didik sebagai pejuang bangsa dalam usaha menciptakan kesejahteraan dan keamanan nasional.
 Tujuan belajar kewiraan adalah untuk meningkatkan kesadaran diri dalam bela negara, berfikir komprehensif, dan integral di kalangan pelajar.
 Dasar hukumnya adalah : UUD 1945, Pancasila, GBHN, Kep. Mendikbud 061/4/1985, Kepmenhankam nomor 02/II/1985, UU No. 20/ 1982 tentang Pokok-pokok pertahanan Nasional, UU No. 2/ 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berisi tentang Ruang lingkup dan Integrasi pendidikan.
BAB 29
KEWIRAUSAHAAN
 Usaha adalah kemauan untuk mendapatkan sesuatu, kemauan untuk bekerja.
 Wirausaha adalah perilaku dengan penuh keberanian, mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha berpijak pada kemauan.
 Kewirausahaan diartikan sebagai semangat sikap perilaku dan kemauan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya menciptakan cara kerja dengan meningkatkan efisiensi kerja lebih baik untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
 Asas pokok kewirausahaan yakni :
 Mandiri
 Mampu memecahkan masalah
 Keberanian mengambil keputusan secara cepat dalam kondisi kritis
 Keberanian mengambil risiko
 Inovatif dan kreatif
 Produktif
 berkarya
 Pendidikan kewirausahaan diberikan dengan tujuan dasar untuk membentuk manusia yang :
 Rasa percaya diri
 Kemandirian
 Kreatif dan mampu menemukan peluang
 Inovatif
 Mampu berkomunikasi dengan baik
 Hidup terencana
 Jujur
 Hemat
 Tangguh
 Disiplin
 Mampu melakukan managerial
 Berfikir dan bertindak strategis
 Berani mengambil risiko
 Kreatif
 Sarana media kewirausahaan pada kepramukaan yakni :
 Pembina yang berkualitas
 Tersedianya program pendidikan peserta didik yang baik
 Daya guna SKU, SKK dan SPG dan Usaha pemilikan TKU, TKK dan TPG
 Satuan karya
 Meningkatkan iman dan taqwa
 Pendidikan kewirausahaan dalam kepramukaan dilakukan :
 Program pendidikan peserta didik yang disusun secara bersama
 Pembina yang mengintegrasikan materi yang dapat memupuk rasa percaya diri, mandiri kreatif.
 Pemimpin satuan belajar menjadi pemimpin
 Learning by doing, learning by earn, earn to life
 Untuk menjadi Pramuka yang berkualitas harus dilakukan :
 Pemberdayaan gugus depan
 Manajemen diefektifkan
 Manunggal pada masyarakat
 Pembina berkompetensi
 Didikan tinggi, efektif dan efisien
 Sasaran akhir dari kewirausahaan adalah pembinaan watak yang :
 Berperilaku luhur
 Berjiwa Pancasila
 Mempunyai semangat iptek dan imtaq
 Semangat mandiri
 Jiwa kewira dan usahaan.
BAB 30
BERKEMAH SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
 Kegiatan yang dilakukan di luar (alam terbuka) merupakan cara efektif pembentukan watak peserta didik. Dengan berkemah, peserta didik bisa belajar untuk menghargai kesederhanaan, menghindari pola hidup konsumtif dan mempelajari keharmonisan.
 Berkemah adalah suatu rekreasi yang edukatif di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta sistem among. Di dalamnya terdapat interaksi antara
 Perkemahan akan efektif jika :
 3M (mudah, manfaat, murah)
 Dilaksanakan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
 Untuk mencapai tujuan dan sasaran pada perkemahan, perhatikan :
 Keamanan dan keselamatan
 Disiplin dan lingkungan
 Tata cara
 Berkemah akan menjadi hal yang sangat penting, sebagai puncak materi yang telah dipelajari dan diikuti. Berkemah juga menjadi satuan Pramuka yang baik dan efektif, bukan latihan yang hanya mengejar TKK.
 Tujuan berkemah antara lain :
 Membina dan mengembangkan kemampuan fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai individu.
 Membentuk manusia :
 bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa
 Membina mental dan percaya diri
 Memiliki kesehatan dan daya tahan tubuh
 Memiliki daya kreasi
 Memiliki keterampilan dan ketangkasan
 Belajar bekerjasama, bergotong royong, dan hidup mandiri
 Mengembangkan rasa cinta tanah air
 Mencari pengetahuan dan pengalaman baru
 Menjadi salah satu wadah untuk melakukan pengabdian pada masyarakat
 Berkemah dilakukan hanya pada Penggalang, Penegak dan Pandega. Pada siaga boleh dilakukan jika hanya berupa persami yang tendanya didirikan oleh pembina, peserta tidak memasak dan acara disusun oleh pembina dengan baik.
 Pemilihan tempat berkemah :
 Cari tanah yang rata atau sedikit miring
 Cari tanah yang berumput
 Ada pohon untuk tempat berlindung
 Ada saluran pembuangan air
 Pemandangan yang menarik
 Arena petualangan yang menantang
 Keamanan lokasi terjamin, baik dari binatang buas maupun dari gangguan lain
 Tidak terlalu dekat dengan jalan raya atau perkampungan
 Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan dan pos keamanan
 Pelaksanaan perkemahan
 Persiapan, lakukan kesepakatan dan penyusunan acara oleh Dewan Satuan. Tentukan :
 Waktu dan tempat, juga tujuan dan biaya
 Peralatan dan pembekalan
 Peninjauan tempat berkemah
 Izin dari orang tua dan penguasa daerah setempat
 Panitia pelaksana
 Susunan acara
 Pelaksanaan
 Kegiatan dilakukan sesuai dengan rencana dan tujuan
 Kegiatan dilakukan sesuai dengan kemampuan peserta didik
 Tersedia acara pengganti. Setiap kegiatan harus memperhatikan keselamatan dan keamanan, lokasi setelah perkemahan selesai harus bersih, perlengkapan regu dan pribadi perlu diperhatikan.
 Perkemahan pada Penegak dan Pandega dapat dilaksanakan (dipanitiai) oleh Sangga atau Reka.
 Evaluasi
 Prestasi peserta didik mengalami perubahan ke arah positif
 Kesehatan peserta mengalami peningkatan
 Kekurangan dan kelemahan perkemahan diketahui

BAB 31
KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN
 Keterampilan kepramukaan adalah keterampilan yang didapat dalam kegiatan yang mungkin saja dapat menjadi pelajaran bagi peserta didik dalam menghadapi tantangan hidup. Keterampilan yang diberikan disesuaikan dengan usia, lama kegiatan diikuti dan kualitas pembina.
 Jenis-jenis keterampilan kepramukaan :
 Spiritual
 Pengenalan kaidah-kaidah agama
 Pengamalan Prinsip Dasar Kepramukaan
 Pengamalan Kode Kehormatan Pancasila
 Pengamalan Pancasila
 Emosional
 Cermat menghadapi masalah
 Bijak dalam mengambil keputusan
 Tidak tergesa-gesa dalam menentukan sikap
 Menghormati lawan bicara, sopan santun, dan menghormati orang yang lebih tua
 Manajerial
 Kepemimpinan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
 Administrasi kegiatan
 Hubungan antar instansi
 Penyusunan laporan hasil kegiatan
 Fisik
 Tali-temali : simpul ujung tali, simpul mati, simpul anyam dan berganda, simpul erat, simpul pangkal, simpul tarik, simpul kursi, dan simpul tiang.
 Ikatan : ikatan canggah, palang, sambungan dan kaki tiga.
 Kompas, peta (peta pita/ peta perjalanan dan peta lapangan) dan penggunaannya.
 Bahasa isyarat, sandi, morse dan smaphore.
 Menaksir tinggi pohon dan lebar sungai.
 Mengenal berbagai gejala alam, misalnya : kabut, matahari dan bintang
 Keterampilan sosial
 P3K
• Kesehatan lapangan
• Dapur umum
• Evakuasi
• SAR (Search and Rescue)
 Kesehatan masyarakat
 Pengamanan masyarakat
• Pengamanan TKP (Tempat Kejadian Perkara)
• Kebakaran
• Konservasi tanah dan air
BAB 32
PENJELAJAHAN LINTAS ALAM
 Penjelajahan lintas alam dikonsentrasikan pada Survival Training yang penuh dengan tantangan. Diramu dengan variasi :
 Membaca peta
 Menggunakan kompas
 Membuat peta pita perjalanan
 Memecahkan sandi dan bahasa isyarat
 Membaca tanda jejak
 Menaksir tinggi pohon dan lebar sungai
 Sketsa panorama
 Praktik membalut dan mengangkat pasien (P3K)
 Halang rintang (alami dan buatan)
 Proses yang ingin dicapai dalam penjelajahan lintas alam adalah pengembangan :
 Kepemimpinan
 Demokrasi
 Kekompakan team
 Kematangan berpikir
 Kemandirian
 Percaya diri
 Keterampilan dan ketangkasan
 Administrasi dan pembagian tugas
 Pengetahuan dan pengalaman
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penjelajahan lintas alam
 Keselamatan peserta didik
 Tingkat kesulitan yang akan dialami peserta didik di dalam perjalanan
 Petugas yang memadai baik dalam jumlah maupun dalam kualitas
 Penyusunan laporan hasil perjalanan
 Evaluasi

 KUMPULAN LAGU PRAMUKA
 Satya Darma Pramuka
 Kami … Pramuka Indonesia
 Manusia Pancasila
 Satyaku … kudarmakan
 Darmaku … kubaktikan
 Agar jaya Indonesia
 Indonesia tanah airku
 Kami jadi pandumu …
 Ikan Selayang
 Ikan selayang, ikan selayang dipotong-potong hu … ha …
 Ikan dipotong ikan dipotong diparang-parang hu … ha …
 Hai nona … beta dengar kau mau kawin
 (Ya kawin aja, emang guwe pikirin … itu urusan kodok) Ha … ha … ha …
 Kalaulah begitu …
 Kembalikan … hai kembalikan baret coklatku
 Bernyanyi dan Berdendang
 Bernyanyi gembira berlenggang dan berdendang (2x)
 Lenggang … lenggang … berlenggang di tempat (2x)
 Muka … belakang, samping lalu silang (2x)
 Ke muka belakang ke samping lalu silang (2x)
 Botol
 Botol namanya budu
 Sendok namanya sudu
 Anak kodok namanya brudu
 Pantat ayam namanya brutu
 Goyang … goyang … goyang …
 Goyang … digoyang … goyang
 Goyang … digoyang … goyang
 Goyang … goyang … digoyang … goyang (2x)
 Gembira Berkumpul
 Ayo kawan … ayo kawan berkumpul
 Berkumpul bersenang-senang semuanya
 Jangan segan … jangan segan bersama
 Bersama menyanyi bergembira
 Tepuk tangan … tepuk tangan … tepuk tangan … bergembira
 Skali lagi … skali lagi …
 Tepuk tangan kita semua bergembira
 Jari
 Ini namanya jari jempol … (2x)
 Apa pesannya jari jempol sayang
 Anak Pramuka nggak boleh ngompol
 Telunjuk – Ngantuk
 Tengah – Lengah
 Manis – Nangis
 Klingking – Maling
 Api Unggun
 Api api api api api unggun
 Dengan berdiri bersuka hati
 Disinari api unggun
 Hora … hore yo Pramuka
 Beramai-ramai bersuka hati
 Disinari api unggun
 Api kita sudah menyala
 Api … api .. api api api
 Mars Penggalang
 Tak ada gunung terlalu tinggi, buat kami daki di tengah panas
 Tak ada jurang terlalu dalam, buat kami turuni di malam kelam
 Hutan rimba – hutan rimba padang lalang – padang lalang
 Kususuri jalanan jauh
 Panas terik hujan berangin
 Maju terus, jalan terus
 Pantang patah – pantang patah hati kami – hati kami
 Karena telitinya
 Pasukan penggalang jalanlah, terhapus semua luka
 Marina Merana
 Marina menari di atas menara
 Di atas menara Marina menari
 Marina merana di atas menara
 Di atas merana Marina merana
 Berkemah
 Di tengah-tengah hutan, di bawah langit biru
 Tenda terpancang ditiup sang bayu
 Api menjilat-jilat, terangi rimba
 Membawa Pramuka dalam impian
 Penegak … pandega …
 Petualang datang tak kenal gengsi
 Datang ke perkemahan …
 Karena patah hati, guna mencari cinta yang sejati
 Aku Anak Muda
 Aku ini anak muda
 Hati suci riang gembira
 Mari kawan masuk Pramuka
 Pramuka slaalu gembira
 Wan jae lae laccing takaraccing takaraccing
 Takara loa leo
 (2x)
 Sengko Sengko Dainang
 Sengko sengko dainang (2x)
 Sengko la sengko (2x)
 Tra … lalala …
 Tri … lilili …
 Sirege sirege tumba (2x)
 La sengko sengko (2x)
 Pramuka Tak Kenal Rintangan
 Pramuka tak kenal rintangan
 Meski jalan penuh halangan
 Kan hilang dengan hati yang riang
 Pramuka tak kenal rintangan
 Pramuka Mengembara
 Satu Pramuka pergi mengembara
 Satu Pramuka bawa tongkat bawa tali bawa sangkur
 Pergi mengembara
 Rajin Terampil dan Gembira
 Rajin terampil dan gembira
 Senantiasa praja muda karana
 Sopan dan tak kenal rasa congkak
 Bersahaja setia suka menolong
 Yayayaya … itulah Pramuka
 Pramuka sejati … sejati kata dan prilakunya
 (2x)
 Pembinaku
 Bangun pagi-pagi menuju tempat
 Di sanalah kami dibimbing dan dibina
 Oleh pembina perkasa
 *) Mau makan jalan jongkok
 Sudah makan ditindaki
 Dihukum maki bentak-bentak hai …
 Wahai pembinaku sungguh kejam dirimu
 Wahai pembinaku betapa tajam matamu
 Tak tahan rasanya ingin segera pulang
 Namun perkemahan belum selesai (Kembali ke *)
 LDGD
 LDGD Sesamur
 Kati bimbing siteru seusu
 LDGD Sesamur
 Sungguh enak mengikuti perkemahan
 Makan kurang tidur dikurangi perut keroncongan …
 Anak kambing
 Mana dimana anak kambing saya
 Anak kambing sudah ada di sini
 Mana kambingnya … ini (2x)
 Mana kambingnya … sudah ada di sini
 Kalau kau suka hati
 Kalau kau suka hati tepuk tangan … (2x)
 Kalau kau suka hati mari kita lakukan
 Kalau kau suka hati tepuk tangan …
 (Petik jari, hentak kaki, bilang hore)
 If you happy and you know it claps your hands … (2x)
 If you happy and you know it, and you really want to show it
 If you happy and you know it, claps your hands.
 (stick finger, say hore)
 Sayonara …
 Sayonara … sayonara sampai berjumpa pula … (2x)
 Buat apa susah, buat apa susah …
 Susah itu tak ada gunanya
 Es Lilin
 Tunas kelapa kawaaaaaan … itu lambangnya
 Tri Satya kawaaaan … itu janjinya
 Dasa Darma kawaaaan … itu baktinya
 Janganlah ragu kawan masuk pramuka
 Cing cing Gemerincing
 Cing cing gemerincing
 Suara rebbana berbunyi nyaring
 (2x)
 Kaki melangkah beriring-beriring
 Langkah yang serempak dengan lenggok yang seirama
 Hati siapapun akan senang mendengarnya
 Jambore
 Jambore … re … re … Jambore (2x)
 Ayo kita ke Jambore
 Di sana berkumpul Pramuka Indonesia
 Jambore rame-rame jambore
 Pri … priodot bodo bidi Sssst … Pesta!
 Dunia Kita

SYARAT-SYARAT TINGKAT PADA SKU PENEGAK BANTARA
 Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan Penegak
 Telah mempelajari dan menyetujui Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
 Mengerti dan bersungguh-sungguh mengamalkan Dasa Darma dan Tri Satya dalam kehidupannya sehari-hari
 Dapat memberi salam Pramuka, dan tahu maksud dan penggunaannya
 Mengetahui Struktur Organisasi Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja Penegak dan Pandega
 Mengetahui tanda-tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka
 Mengetahui arti Lambang dan Gerakan Pramuka
 Mengetahui arti Pancasila
 Mengetahui sejarah dan arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia serta dapat mengibarkan dan menurunkannya dalam upacara
 Dapat dengan hafal menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di muka orang banyak, dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara
 Mengetahui Lambang Negara Republik Indonesia
 Bisa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan penegak
 Mengetahui arti dan sejarah Sumpah Pemuda
 Mengetahui perjuangan Bangsa Indonesia dan Rencana Pembangunan Pemerintah
 Mengetahui susunan Pemerintah Republik Indonesia dari pusat sampai ke desa
 Dapat baris berbaris
 Selalu berpakaian rapi, memelihara kesehatan badan, dan memelihara kebersihan lingkungannya
 Tahu pentingnya bahan-bahan makanan yang bernilai gizi, dan dapat memasak makanan di perkemahan setidaknya untuk lima orang.
 Tahu tentang penyakit-penyakit rakyat yang terpenting dan cara-cara mencegahnya
 Melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu cabang olah raga renang
 Tahu ada sopan santun pergaulan Indonesia
 Memiliki buku Tabanas
 Setia membayar iuran kepada gugus depannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri
 Menguasai suatu keterampilan di bidang pertanian, bidang industri atau bidan lain, yang dipilihnya sendiri, tetapi yang dapat diharap kelak akan berguna bagi kehidupannya
 Dapat membaca jam dan menggunakan kompas
 Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari berturut-turut
 Pernah ikut serta dalam kerja bakti gotong royong yang ditugaskan oleh pembinanya
 Untuk penegak yang beragama Islam
 Dapat mengucapkan kalimat syahadat dan tahu artinya
 Mengerti rukun Iman dan rukun Islam
 Melakukan shalat berjamaah
 Tahu riwayat Nabi Muhammad Saw.

SYARAT-SYARAT TINGKAT PADA SKU PENEGAK LAKSANA
 Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan sebagai Penegak Bantara
 Dapat memberi penjelasan tentang Dasa Darma dan Tri Satya
 Tahu sejarah pendidikan kepramukaan di Indonesia dan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara dewasa ini
 Tahu tentang gerakan kepramukaan sedunia, dan tentang cita-cita persaudaraan Pramuka sedunia
 Mengetahui tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tentang beberapa badan yang terdapat dalam organisasi itu
 Bersungguh-sungguh mengamalkan Pancasila
 Dapat dengan hafal menyanyikan lagu-lagu di muka orang banyak sedikitnya lagu-lagu yang disyaratkan untuk SKU Penggalang Rakit
 Tahu tentang upacara-upacara adat di daerahnya, misalnya upacara perkawinan, khitanan, penerimaan tamu terhormat dan lain-lain
 Tahu cara merawat dan mengebumikan jenazah
 Dapat memimpin barisan Pramuka
 Dapat memberi pertolongan pertama pada kecelakaan
 Jika di sekitar tempat tinggalnya ada pesawat telepon, dapat menggunakan secara baik
 Melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu cabang olah raga renang, dan melakukan salah satu cabang olah raga lain lagi serta tahu peraturan permainannya
 a. Untuk Penegak Putra : Berjalan kaki selama dua hari berturut-turut dengan melaksanakan tugas yang diberi pembinanya
 Untuk Penegak Putri : Mengurus suatu rumah tangga selama dua hari berturut-turut
 Dapat menampilkan satu macam kegiatan seni budaya di hadapan Pramuka-pramuka atau di hadapan penonton-penonton lain
 Menjalankan suatu proyek produktif di bidang pertanian, bidang industri atau di bidang lain, secara perseorangan atau bersama-sama orang lain dan dapat memperlihatkan hasil karyanya
 Mengadakan peninjauan di wilayah kelurahan tempat tinggalnya untuk mempelajari masalah-masalah pembangunan, membuat laporan peninjauannya, lengkap disertai kesimpulan diikuti dengan saran-saran
 Sekurang-kurangnya dua kali pernah ikut serta kerja bakti gotong-royong yang ditugaskan oleh pembinanya di sekolahnya, di kampungnya, di tempat ibadah atau di tempat lain, dan pernah membantu lembaga seperti PMI, LSD, BIMAS, PKK, KARANG TARUNA dan lain sebagainya
 Dapat merencanakan, mempersiapkan serta memimpin rapat dan dapat membuat risalah rapat
 a. Memiliki buku tabanas dan sudah menabung uang secara teratur. Dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya delapan minggu sejak menjadi penegak Bantara dan sebagian daripada uang itu diperolehnya dari usahanya sendiri
 Dapat mengurus administrasi buku-buku tabungan Pramuka di Gugus Depannya
 Setia membayar uang iuran kepada Gugus depannya, dengan uang yang seluruhnya atau sebagian diperolehnya dari usahanya sendiri
 Pernah membantu dalam menjalankan administrasi keuangan Gugus Depannya atau administrasi keuangan lain
 Membantu Pembina Siaga atau Pembina Penggalang dalam membina para Pramuka di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang
 Memiliki paling sedikit satu buah TKK
 a. Untuk Penegak yang beragama Islam
 Tahu syarat-syarat, rukun-rukun dan yang membatalkan sholat serta melakukan sholat dalam kehidupan sehari-hari
 Mengetahui riwayat Nabi Muhammad Saw.

Senin, 07 November 2011

Kinds of Writing



There is nothing new in telling you that writing can exist in different forms. Most likely we have all composed both a grocery list and a love letter at some point in our lives already, so I needn't tell you the obvious. What I meant by the title however was that the writing we will do in this course progresses through different, interrelated levels of development and I would like to describe those to you here.
To write analytically, the writer must read analytically (see the discussion of levels of reading) and think about the relationship between the subject, the readers, and the writer. Analytical writing begins with an accurate summary of the piece. (In academic writing the summary is often in the form of an abstract.) Summary is the first level of analytical writing.
From there, the writer must take the subject "apart" by describing the component issues, ideas, background information, and important subsections in the work. Important is a relative term here, and the writer decides what is important by considering the subject itself and the readers' needs. Analysis of the background information and the ideas in a subject is the second level of the Finally, the writer must bring to bear his/her judgment about the work, the subject, and background readings or information s/he has. In making judgments, the writer is evaluating the merits of the ideas under discussion. Evaluation is the third level of analytical writing in our course.
Consider as an example Roger Ebert's review of the film Apocalypse Now Redux, a personal favorite, I must confess. In his review, Ebert accomplishes all the tasks of writing a solid analytical piece. He summarizes the background to the film in the early paragraphs, setting the stage for his evaluation by citing technical details about the film, reminding us of the parallels to Joseph Conrad's novel The Heart of Darkness. Then Ebert moves into the analysis in the middle of the essay, taking apart the film's ideas and images, comparing them to other films, comparing his ideas to those of other critics, and explaining why so many other critics misunderstood the film. Ebert concludes with his evaluation, an evaluation that is based on both his summary of the film's background and his analysis of the film's content.
Whether he gives a film thumbs up or down, Ebert always bases his evaluation on a careful summary and analysis of a film. We may not always agree with him, after all each of us will interpret things differently because we have different backgrounds, experiences, and ideas, but at least we know why Ebert evaluates films the way he does, and we credit him for that.
writing we will do in our course.
Literature review and methodology
These two are the most substantial sections of any research proposal. What questions do they cover?
Literature review.
- Analyzes the main publications on the topic under discussion.
- Find the gaps and prompts for further research in the existing literature.
- Summarizes the chief findings which will be the starting points for the new study.
2. Methodology.
- Rationalizes why a certain research method has to be chosen.
- Outlines the course of actions to be taken.
- Describes subjects of research and tools of measurement.
Concluding sections
• Results section will give an idea about what findings are expected and how they will contribute to the area of knowledge.
• From the references section you can learn how to cite and reference the source material in a certain formatting style.
Where Does an Excellent Research Proposal Example Dwell?
Actually, there are quite a few ways to get an example of a research proposal. They are as follows:
1. You can download one for free at numerous academic related websites.
2. You can find research proposals at a nominal fee on various databases.
3. You can examine research proposals at your college library.
4. Finally, you can place an order for a custom-made research proposal example with an academic writing service.
Actually, any of these approaches can bring advantageous results, but only the fourth one will guarantee that a research proposal example you get will answer all your questions and solve all concerns. As it will be based on your requirements and requests, it will be the best template for your own research proposal. They say a picture is worth a thousand words and the custom writing service of MasterPapers is willing to provide you with a great research proposal to look at.

akad

 BAB II
 PEMBAHASAN
 Pengertian Akad
o Secara literal, akad berasal dari bahasa arab yaitu عَقَََدَ يََعْقِدُ عََََقْدًاyang berarti perjanjian atau persetujuan. Kata ini juga bisa diartikan tali yang mengikat karena akan adanya ikatan antara orang yang berakad. Dalam kitab fiqih sunnah, kata akad diartikan dengan hubungan ( الرّبْطُُ ) dan kesepakatan ( الاِتِفَاقْ ).
o Secara terminologi ulama fiqih, akad dapat ditinjau dari segi umum dan segi khusus. Dari segi umum, pengertian akad sama dengan pengertian akad dari segi bahasa menurut ulama Syafi’iyah, Hanafiyah, dan Hanabilah yaitu segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang berdasakan keinginananya sendiri seperti waqaf, talak, pembebasan, dan segala sesuatu yang pembentukannya membutuhkan keinginan dua orang seperti jual beli, perwakilan, dan gadai. Sedangkan dari segi khusus yang dikemukakan oleh ulama fiqih antara lain:
 Perikatan yang ditetapkan dengan ijab-qabul berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.
 Keterkaitan ucapan antara orang yang berakad secara syara’ pada segi yang tampak dan berdampak pada objeknya.
 Terkumpulnya adanya serah terima atau sesuatu yang menunjukan adanya serah terima yang disertai dengan kekuatan hukum.
 Perikatan ijab qabul yang dibenarkan syara’ yang menetapkan keridhaan kedua belah pihak.
 Berkumpulnya serah terima diantara kedua belah pihak atau perkataan seseorang yang berpengaruh pada kedua belah pihak.
 Dari uraian diatas dapat dinyatakan bhawa Kedudukan dan fungsi akad adalah sebagai alat paling utama dalam sah atau tidaknya muamalah dan menjadi tujuan akhir dari muamalah.
 Akad yang menyalahi syariat seperti agar kafir atau akan berzina, tidak harus ditepati. Akad-akad yang dipengaruhi aib adalah akad-akad pertukaran seperti jual beli dan akad sewa.

 Kedudukan, Fungsi, Ketentuan dan Pengaruh Aib dalam Akad.
 Kedudukan dan fungsi akad adalah sebagai alat paling utama dalam sah atau tidaknya muamalah dan menjadi tujuan akhir dari muamalah.
 Akad yang menyalahi syariat seperti agar kafir atau akan berzina, tidak harus ditepati.
 Tidak sah akad yang disertai dengan syarat. Misalnya dalam akad jual beli aqid berkata: “Aku jual barang ini seratus dengan syarat dengan syarat kamu menjual rumahmu padaku sekian…,” atau “aku jual rumah barang ini kepadamu tunai dengan harga sekian atau kredit dengan harga sekian”, atau “aku beli barang ini sekian asalakan kamu membeli dariku sampai dengan jangka waktu tertentu sekian”.
 Akad yang dapat dipengaruhi Aib adalah akad akad-akad yang mengandung unsur pertukaran seperti jual beli atau sewa.
 Cacat yang karenanya barang dagangan bisa dikembalikan adalah cacat yang bisa mengurangi harga/nilai barang dagangan, dan cacat harus ada sebelum jual beli menurut kesepakatan ulama. Turunnya harga karena perbedaan harga pasar, tidak termasuk cacat dalam jual beli.
 akad yang tidak dimaksudkan untuk pertukaran seperti hibah tanpa imbalan, dan sedekah, tak ada sedikitpun pengaruh aib di dalamnya.
 Akad tidak akan rusak/ batal sebab mati atau gilanya aqid kecuali dalam aqad pernikahan.
 Nikah tidak dikembalikan (ditolak) lantaran adanya setiap cacat yang karenanya jual beli dikembalikan, menurut ijma’ kaum musllimin, selain cacat seperti gila,kusta, baros, terputus dzakarnya, imptoten, fataq (cacat kelamin wanita berupa terbukanya vagina sampai lubang kencing atau Ada juga yang mengatakan sampai lubang anus (cloaca). Kebalikan dari fatq adalah rataq, yaitu tertutupnya vagina oelh daging tumbuh), qarn (tertutupnya vagina oleh tulang), dan adlal, tidak ada ketetapan khiyar tanpa diketahui adanya khilaf diantara ahlul ilmi. Dan disyaratkan bagi penetapa khiyar bagi suami tidak mengetahuinya pada saat akad dan tidak rela dengan cacat itu setelah akad. Apabila ia tahu cacat itu setelah akad atau sesudahnya tetapi rela, maka ia tidak mempunyai hak khiyar. Dan tidak ada khilaf bahwa tidak adanya keselamatan suami dari cacat, tidak membatalkan nikah, tapi hak khiyar tetap bagi si perempuan, bukan bagi para walinya.
 Dalam hal pernikahan Jika ada cacat dalam mahar maka boleh dikembalikan dan akadnya tetap sah dengan konsekuensi harus diganti.

 Rukun Akad
o Aqid (Orang yang Menyelenggarakan Akad)
 Aqid adalah pihak-pihak yang melakukan transaksi, atau orang yang memiliki hak dan yang akan diberi hak, seperti dalam hal jual beli mereka adalah penjual dan pembeli. Ulama fiqh memberikan persyaratan atau criteria yang harus dipenuhi oleh aqid antara lain :

 Ahliyah
o Keduanya memiliki kecakapan dan kepatutan untuk melakukan transaksi. Biasanya mereka akan memiliki ahliyah jika telah baligh atau mumayyiz dan berakal. Berakal disini adalah tidak gila sehingga mampu memahami ucapan orang-orang normal. Sedangkan mumayyiz disini artinya mampu membedakan antara baik dan buruk; antara yang berbahaya dan tidak berbahaya; dan antara merugikan dan menguntungkan.
 Wilayah
o Wilayah bisa diartikan sebagai hak dan kewenangan seseorang yang mendapatkan legalitas syar’i untuk melakukan transaksi atas suatu obyek tertentu. Artinya orang tersebut memang merupakan pemilik asli, wali atau wakil atas suatu obyek transaksi, sehingga ia memiliki hak dan otoritas untuk mentransaksikannya. Dan yang terpenting, orang yang melakukan akad harus bebas dari tekanan sehingga mampu mengekspresikan pilihannya secara bebas.

o Ma’qud ‘Alaih (objek transaksi)
o Ma’qud ‘Alaih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
• Obyek transaksi harus ada ketika akad atau kontrak sedang dilakukan.
• Obyek transaksi harus berupa mal mutaqawwim (harta yang diperbolehkan syara’ untuk ditransaksikan) dan dimiliki penuh oleh pemiliknya.
• Obyek transaksi bisa diserahterimakan saat terjadinya akad, atau dimungkinkan dikemudian hari.
• Adanya kejelasan tentang obyek transaksi.
• Obyek transaksi harus suci, tidak terkena najis dan bukan barang najis.

o Shighat, yaitu Ijab dan Qobul
 Ijab Qobul merupakan ungkapan yang menunjukkan kerelaan atau kesepakatan dua pihak yang melakukan kontrak atau akad. Definisi ijab menurut ulama Hanafiyah adalah penetapan perbuatan tertentu yang menunjukkan keridhaan yang diucapkan oleh orang pertama, baik yang menyerahkan maupun menerima, sedangkan qobul adalah orang yang berkata setelah orang yang mengucapkan ijab, yang menunjukkan keridhaan atas ucapan orang yang pertama. Menurut ulama selain Hanafiyah, ijab adalah pernyataan yang keluar dari orang yang menyerahkan benda, baik dikatakan oleh orang pertama atau kedua, sedangkan Qobul adalah pernyataan dari orang yang menerima.
 Dari dua pernyataan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akad Ijab Qobul merupakan ungkapan antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi atau kontrak atas suatu hal yang dengan kesepakatan itu maka akan terjadi pemindahan ha kantar kedua pihak tersebut.
 Dalam ijab qobul terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, ulama fiqh menuliskannya sebagai berikut :
• adanya kejelasan maksud antara kedua belah pihak.
• Adanya kesesuaian antara ijab dan qobul
• Adanya pertemuan antara ijab dan qobul (berurutan dan menyambung).
• Adanya satu majlis akad dan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak, tidak menunjukkan penolakan dan pembatalan dari keduannya.
o Ijab Qobul akan dinyatakan batal apabila :
 penjual menarik kembali ucapannya sebelum terdapat qobul dari si pembeli.
 Adanya penolakan ijab dari si pembeli.
 Berakhirnya majlis akad. Jika kedua pihak belum ada kesepakatan, namun keduanya telah pisah dari majlis akad. Ijab dan qobul dianggap batal.
 Kedua pihak atau salah satu, hilang ahliyah -nya sebelum terjadi kesepakatan
 Rusaknya objek transaksi sebelum terjadinya qobul atau kesepakatan.

 Syarat Akad
o Syarat terjadinya akad
o Syarat terjadinya akad adalah segala sesuatu yang disyaratkan untuk terjadinya akad secara syara’. Syarat ini terbagi menjadi dua bagian yakni umum dan khusus. Syarat akad yang bersifat umum adalah syarat–syarat akad yang wajib sempurna wujudnya dalam berbagai akad. Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam setiap akad adalah:
• Pelaku akad cakap bertindak (ahli).
• Yang dujadikan objek akad dapat menerima hukumnya.
• Akad itu diperbolehkan syara’dilakukan oleh orang yang berhak melakukannya walaupun bukan aqid yang memiliki barang.
• Akad dapat memberikan faidah sehingga tidak sah bila rahn dianggap imbangan amanah.
• Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi kabul. Oleh karenanya akad menjadi batal bila ijab dicabut kembali sebelum adanya kabul.
• Ijab dan kabul harus bersambung, sehingga bila orang yang berijab berpisah sebelum adanya qabul, maka akad menjadi batal.
 Sedangkan syarat yang bersifat khusus adalah syarat-syarat yang wujudnya wajib ada dalam sebagian akad. Syarat ini juga sering disebut syarat idhafi(tambahan yang harus ada disamping syarat-syarat yang umum, seperti syarat adanya saksi dalam pernikahan.

o Syarat Pelaksanaan akad
 Dalam pelaksanaan akad, ada dua syarat yaitu kepemilikan dan kekuasaan. Kepemilikan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang sehingga ia bebas beraktivitas dengan apa-apa yang dimilikinya sesuai dengan aturan syara’. Adapun kekuasaan adalah kemampuan seseorang dalam ber-tasharuf sesuai dengan ketentuan syara’.

o Syarat Kepastian Akad (luzum)
 Dasar dalam akad adalah kepastian. Seperti contoh dalam jual beli, seperti khiyar syarat, khiyar aib, dan lain-lain. Jika luzum Nampak maka akad batal atau dikembalika

 Pembagian Akad
 Pembagian akad dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan sudut pandang yang berbeda, yaitu:

o Berdasarkan ketentuan syara’
• Akad shahih
 Akad shahih adalah akad yang memenuhi unsur dan syarat yang ditetapkan oleh syara’. Dalam istilah ulama Hanafiyah, akad shahih adalah akad yang memenuhi ketentuan syara’ pada asalnya dan sifatnya.

• Akad tidak shahih
 Adalah akad yang tidak memenuhi unsur dan syarat yang ditetapkan oleh syara’. dengan demikian, akad ini tidak berdampak hukum atau tidak sah. Jumhur ulama selain Hanafiyah menetapkan akad bathil dan fasid termasuk kedalam jenis akad tidak shahih, sedangkan ulama Hanafiyah membedakan antara fasid dengan batal.
 Menurut ulama Hanafiyah, akad batal adalah akad yang tidak memenuhi memenuhi rukun atau tidak ada barang yang diakadkan seperti akad yang dilakukan oleh salah seorang yang bukan golongan ahli akad. Misalnya orang gila, dan lain-lain. Adapun akad fasid adalah akad yang yang memenuhi persyaratan dan rukun, tetapi dilarang syara’ seperti menjual barang yang tidak diketahui sehingga dapat menimbulkan percekcokan.

o Berdasarkan ada dan tidak adanya qismah:
• akad musamah, yaitu akad yang telah ditetapkan syara’ dan telah ada hukum-hukumnya, seperti jual beli, hibah, dan ijarah.
• Ghair musamah yaitu akad yang belum ditetapkan oleh syara’ dan belum ditetapkan hukumnya.

o Berdasarkan zat benda yang diakadkan :
• benda yang berwujud
• benda tidak berwujud.

o Berdasarkan adanya unsur lain didalamnya :
• Akad munjiz yaitu akad yang dilaksanakan langsung pada waktu selesainya akad. Pernyataan akad yang diikuti dengan pelaksaan akad adalah pernyataan yang disertai dengan syarat-syarat dan tidak pula ditentukan waktu pelaksanaan adanya akad.
• Akad mu’alaq adalah akad yand didalam pelaksaannya terdapat syarat-syarat yang telah ditentukan dalam akad, misalnya penentuan penyerahan barang-barang yang diakadkan setelah adanya pembayaran.
• Akad mu’alaq ialah akad yang didalam pelaksaannya terdapat syarat-syarat mengenai penanggulangan pelaksaan akad, pernyataan yang pelaksaannya ditangguhkan hingga waktu yang ditentukan. Perkataan ini sah dilakukan pada waktu akad, tetapi belum mempunyai akibat hukum sebelum tidanya waktu yang ditentukan.

o Berdasarkan disyariatkan atau tidaknya akad :
• Akad musyara’ah ialah akad-akad yang debenarkan syara’ seperti gadai dan jual beli.
• Akad mamnu’ah ialah akad-akad yang dilarang syara’ seperti menjual anak kambing dalam perut ibunya.

o Berdasarkan sifat benda yang menjadi objek dalam akad :
• akad ainniyah ialah akad yang disyaratkan dengan penyerahan barang seperti jual beli.
• Akad ghair ‘ainiyah ialah akad yang tidak disertai dengan penyerahan barang-barangg karena tanpa penyerahan barangpun akad sudah sah.

o Berdasarkan cara melakukannya:
• akad yang harus dilaksanakan dengan upacara tertentu seperti akad pernikahan dihadiri oleh dua saksi, wali, dan petugas pencatat nikah.
• Akad ridhaiyah ialah akad yang dilakukan tanpa upacara tertentu dan terjadi karena keridhaan dua belah pihak seperti akad-akad pada umumnya.

o Berdasarkan berlaku atau tidaknya akad :
• akad nafidzah, yaitu akad yang bebas atau terlepas dari penghalang-penghalang akad
• akad mauqufah, yaitu akad –akad yang bertalian dengan persetujuan-persetujuan seperti akad fudluli (akad yang berlaku setelah disetujui pemilik harta)

o Berdasarkan luzum dan dapat dibatalkan :
• Akad lazim yang menjadi hak kedua belah pihak yang tidak dapat dipindahkan seperti akad nikah. Manfaat perkawinan, seperti bersetubuh, tidak bisa dipindahkan kepada orang lain. Akan tetapi, akad nikah bisa diakhiri dengan dengan cara yang dibenarkan syara’
• Akad lazim yang menjadi hak kedua belah pihak, dapat dipindahkan dan dapat dirusakkan seperti akad jual beli dan lain-lain.
• Akad lazimah yang menjadii hak kedua belah pihak tanpa menunggu persetujuan salah satu pihak. Seperti titipan boleh diambil orang yang menitip dari orang yang dititipi tanpa menungguu persetujuan darinya. Begitupun sebalikanya, orang yang dititipi boleh mengembalikan barang titipan pada orang yang menitipi tanpa harus menunggu persetujuan darinya.

o Berdasarkan tukar menukar hak :
• Akad mu’awadhah, yaitu akad yang berlaku atas dasar timbal balik seperti akad jual beli
• Akad tabarru’at, yaitu akad-akad yang berlaku atas dasar pemberian dan pertolongan seperti akad hibah.
• Akad yang tabaru’at pada awalnya namun menjadi akad mu’awadhah pada akhirnya seperti akad qarad dan kafalah.

o Berdasarkan harus diganti dan tidaknya :
• akad dhaman, yaitu akad yang menjadi tanggung jawab pihak kedua setelah benda-benda akad diterima seperti qarad.
• Akad amanah, yaitu tanggung jawab kerusakan oleh pemilik benda bukan, bukan oleh yang memegang benda, seperti titipan.
• Akad yang dipengaruhi oleh beberapa unsur, salah satu seginya adalah dhaman dan segi yang lain merupakan amanah, seperti rahn.

o Berdasarkan tujuan akad :
• tamlik: seperti jual beli
• mengadakan usaha bersama seperti syirkah dan mudharabah
• tautsiq (memperkokoh kepercayaan) seperti rahn dan kafalah
• menyerahkan kekuasaan seperti wakalah dan washiyah
• mengadakan pemeliharaan seperti ida’ atau titipan

o Berdasarkan faur dan istimrar :
• akad fauriyah, yaitu akad-akad yang tidak memerlukan waktu yang lama, pelaksaaan akad hanya sebentar saja seperti jual beli.
• Akad istimrar atau zamaniyah, yaitu hukum akad terus berjalan, seperti I’arah.

o Berdasarkan asliyah dan tabi’iyah :
• akad asliyah yaitu akad yang berdiri sendiri tanpa memerlukan adanya sesuatu yang lain seperti jual beli dan I’arah.
• Akad tahi’iyah, yaitu akad yang membutuhkan adanya yang lain, seperti akad rahn tidak akan dilakukan tanpa adanya hutang.

 BAB III
 PENUTUP
 Kesimpulan
 Dari beberapa penjelasan yang telah teruai diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwasanya kesepakatan antar kedua pihak berkenaan dengan suatu hal atau kontrak antara beberapa pihak atas diskursus yang dibenarkan oleh syara’ dan memiliki implikasi hukum tertentu.terkait dalam implementasinya tentu akad tidak pernah lepas dari yang namanya rukun maupun syarat yang mesti terpenuhi agar menjadi sah dan sempurnanya sebuah akad.
 Adapun mengenai jenis-jenis akad, ternyata banyak sekali macam-macam akad yang dilihat dari berbagai perspektif, baik dari segi ketentuan syari’ahnya, cara pelaksanaan, zat benda-benda, dan lain-lain. Semua mengandung unsure yang sama yakni adanya kerelaan dan keridhaan antar kedua belah pihak terkait dengan pindahnya hak-hak dari satu pihak ke pihak lain yang melakukan kontrak.
 Sehingga dengan terbentuknya akad, akan muncul hak dan kewajiban diantara pihak yang bertransaksi. Sehingga tercapailah tujuan kegiatan muamalah dalam kehidupan kita sehari-hari

LIVE IS NEVER FLAT :” RESPECT U’R SELF BEFORE YOU RESPECT OTHERONE”

LIVE IS NEVER FLAT :” RESPECT U’R SELF BEFORE YOU RESPECT OTHERONE”
Everyone has personality, and the personality each person is different, we can know personality of person from the clothes she wears. Because clothes is reflection of person. Everybody can judge the pers

on from she wear
A beautiful woman is woman has a good behavior, pretty face, respect themselves and others and be models for others. This is important things to be a good teacher especially for woman teacher.
A good Islamic teacher is wear a skirt when she teach
How to dresses is already provide in our religion. Clothing must cover all body and do not show the body shape. Like this hadith
Men's clothing women's clothing must not resemble or vice versa. Ibn Abbas Radhiallaahu 'anhu he said: "The Messenger cursed (cursed) men who resemble women and women who resemble men." (Narrated by Al-Bukhari).
From the hadits our prophet ordered us to wear good clothes. For the teacher deserved to wear a skirt when she teach. Because she work in front of and would be a models for her students. Students will more respect with teacher wear a skirt compared than the teacher wear a trousers.
Our religion is easy, you can wear a trouser, but the trouser not to show your body shape and can cover all your body.
Beside on from our religion, old Javanese also said “ajining diri gumantung saka lathi, ajining raga gumantuing saka busana” that’s has meaning that person can judge from the word say and the clothes wear. When the teacher wear a tidy clothes, it same meaning respct themselves. But when the teacher wear clothe untidy, it meaning can’t respect themslef. If the teacher is not respect herself, how could the students respect her. It’s imposible. And it’s also include in the Indonesian motto education, which created by Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sung Tulada (In front of be a models), Ing Madya mangun Karso (In the middle give a help) and Tu Wuri Handayani (always support from behind). And an Ideal teacher who can do 3 item above. Beside that we life in around Javanese, thick in culture. And we must be obey a culture.
But wearing a trouser’s important too. Because sometimes we do exercise, and we difficult to do it when wear a skirt, we must be wear a trousers. Or for the woman exercise teacher, she always wear a trousers, because she work in the yard. Different with others teacher whose teach in the class. Although wear a trouser, we must obey the manner. Because we are Indonesian, famous a manner an east culture.
Sometimes many people afraid to wear a skirt. Do not afraid wear a skirt because it has model also. A woman will look more beautifully when she wear a skirt. all arranged in religion and culture.

semua ada jawabanya

apa yang harus kita lakukan?
banyak hal yang kita harus lakukan. hidup tak hanya uuntuk menuju satu tujuan, karena jika kita sudah tidak bermanfaat lagi buat orang disekitar kita yang sekarang kita bisa mencari lingkungan lain agar kita bisa senantiasa hidup.
banyak hal yang bisa kita lakukan, dalam urusan hati pun juga seperti itu, jika kita tak bisa menggapai sekarang, pasti ada hal yang lebih baik untuk kita di suatu waktu.